Kamis, 20 Oktober 2016

Analisis Jurnal Penelitian.

Analisis Jurnal
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
Jaka Purnama dan Suhartini

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Jl. Arif Rahman Hakim 100 Surabaya 60117

Surel: jakapurnama99@yahoo.com; ttitin63@yahoo.com


Pendahuluan
PT XYZ merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyedia produk-produk tinta. Kegiatan produksi yang dilakukan masih ada operasi kerja yang mengalami keterlambatan proses dalam membuat produk tinta tersebut. Perusahaan berusaha mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai target perusahaan dengan baik.
Produktivitas yang dimiliki perusahaan masih termasuk rendah, karena perusahaan masih belum mempunyai data yang akurat berhubungan dengan waktu baku di masing-masing operasi. Perusahaan belum mempunyai model peramalan permintaan yang baik, sehingga persediaan kebutuhan bahan baku untuk periode berikutnya belum bisa diketahui dengan pasti.

Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu adanya perencanaan produksi yang baik agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat dan target produksi dengan biaya produksi yang minimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan perencanaan produksi dan jumlah persediaan kebutuhan bahan baku yang harus disiapkan.


Metode
Pengukuran waktu kerja adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus kerja. Menurut Wignjosoebroto (2008), teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengukuran waktu kerja secara langsung. Metode pengukuran waktu kerja secara langsung dibagi menjadi dua, yaitu : dengan jam henti (Stop Watch Time Study) dan sampling kerja (Work Sampling). Dari kedua metode pengukuran kerja secara langsung di atas maka dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode pengukuran kerja dengan jam henti (Stop Watch Time Study).
Langkah-langkah pengukuran kerja dengan jam henti (Wignjosoebroto, 2008):

a.     Tahap persiapan

Pilih dan definisikan pekerjaan yang akan diukur dan akan ditetapkan waktu standarnya, informasikan maksud dan tujuan pengukuran kerja kepada supervisor atau pekerja, pilih operator, dan catat semua data yang berkaitan dengan sistem operasi kerja yang akan diukur waktunya.
b.     Tahap breakdown elemen

Bagi siklus kegiatan yang berlangsung kedalam elemen-elemen kegiatan sesuai dengan satuan yang ada
c.      Tahap pengamatan dan pengukuran Peneliti melakukan pengamatan dan pengukuran waktu sejumlah N pengamatan untuk setiap siklus atau elemen kegiatan (X1, X2, X3, …Xn). Tentukan performance rating dari kegiatan yang ditunjukkan operator.

d.     Cek keseragaman data

Peta kontrol adalah suatu alat yang tepat guna menganalisis keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan atau pengukuran kerja. Batas Kontrol Atas (BKA) atau Upper Control Limit (UCL) serta Batas Kontrol Bawah (BKB) atau Lower Control Limit (LCL) untuk mencari skala hasil pengamatan data grup bisa diformulasikan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2008) :

BKA = X + k. SD....... …………… (1)
BKB = X - k. SD ..............................(2)
e.     Cek kecukupan data

Perhitungan jumlah data yang dibutuhkan untuk penelitian agar dicapai data yang cukup untuk penelitian.


k/s




2



N(
x 2 ) (
x)2


N' =





...................... (3)



(x)























Syarat data cukup apabila terpenuhi: N’< N.

f.      Perhitungan waktu normal

Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada tempo kerja yang normal. Kenyataan operator akan sering menghentikan kerja dan membutuhkan waktu-waktu khusus untuk keperluan seperti personal needs, istirahat melepas lelah, dan alasan lain yang diluar kontrolnya. Rumus waktu normal menurut Wignjosoebroto (2008) :


Waktu Normal (Wn)


= Waktu Pengamatan ×
Rating Faktor %

100%
ssasd




............................. ……..… (4)

Waktu Normal (Wn)
= Waktu pengamatan x Performance Rating ............................................................ (5)

Performance rating merupakan suatu aktivitas dari seorang operator yang menjalankan pekerjaannya secara normal dengan kecepatan atau tempo yang dimiliki oleh setiap operator.
Nilai performance rating dengan sistem Westinghouse menurut Sutalaksana dkk. (2006) seperti pada Tabel 1.

Description: C:\Users\ASUS\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\Screenshot_18.png
g.     Perhitungan waktu standar

Waktu standar (baku) adalah waktu kerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dilakukan operator ditambah dengan allowance time. Waktu baku dapat diperoleh dengan mengaplikasikan rumus sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2008):
Waktu Standar (Ws)








Waktu longgar (allowance time) yang dibutuhkan dan menginterupsi proses produksi ini bisa diklasifikasikan menjadi 3 yaitu personal allowance, fatigue allowance, kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan (delay allowance).
h.     Output Standar

Menurut Wignjosoebroto (2008), jumlah produk yang dihasilkan dari seorang operator dalam tiap periode waktu dapat diketahui, sehingga operator dapat diperkirakan dalam menghasilkan output produksi secara layak.

Output Standar

=
1
(unit/jam) ............................
(7)


Waktu Standart









Peramalan Permintaan
Nasution (1999) menyatakan pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi, tergantung dari cara melihatnya. Dilihat dari segi penyusunnya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

1.     Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau “judgment” dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil peramalan tersebut.

2.     Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode dalam penganalisisan data tersebut.

Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan merupakan ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang bisa digunakan untuk mengukur akurasi hasil peramalan yaitu MAD, MSE, MAPE, dan MFE. Rumus perhitungan yang digunakan menurut Nasution (1999) yaitu :

1.    Rata-Rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation)

MAD = å
At - Ft

..................................(8)

n






2.     Rata-Rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error)

MSE = å
(At - Ft)2
................................(9)

n





3.     Persentase Rata-rata Kesalahan Absolut

(Mean Absolute Percentage Error)

æ
100% ö

Ft


MAPE = ç
n

÷Ã¥
At -

..................(10)



è
ø

At



4. Kesalahan Rata-Rata (Mean Forecast Error)

MFE = å
(At - Ft) ..................................
(11)

n






Dimana :

At : Permintaan aktual pada periode t

Ft : Peramalan permintaan pada periode t
n : Jumlah periode peramalan yang terlibat



Perencanaan Kebutuhan Material (MRP)
MRP (Material Requirement Planning) adalah sistem informasi yang merancang pesanan dan penjadwalan permintaan persediaan yang dependent (bahan baku, komponen, dan subassembly) yang dibutuhkan untuk mendukung jadwal induk produksi (Nasution, 1999). Menurut Handoko (2003), MRP adalah sistem persediaan yang pertama kali memperkenalkan bahwa persediaan bahan baku, komponen, dan barang jadi memerlukan penanganan yang berbeda. MRP dapat mengatasi masalah yang kompleks timbul dalam persediaan yang memproduksi banyak produk, masalah tersebut antara lain: kebingungan dan pelayanan yang tidak memuaskan para konsumen. MRP memang lebih kompleks pengelolaannya tapi dapat menghasilkan banyak keuntungan, seperti mengurangi biaya persediaan dan biaya produksi.
Tujuan utama sistem MRP adalah untuk mengontrol tingkat persediaan dan melaksanakan operasi prioritas untuk item-item yang dipesan, agar diperoleh material yang tepat, dan sumber daya yang tepat, untuk penempatan yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Disamping itu sistem MRP mengidentifikasikan item apa yang harus dipesan, berapa kuantitas item yang harus dipesan, dan bilamana waktu memesan item itu. Ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP (Gaspersz , 2005) yaitu jadwal induk produksi, catatan keadaan persediaan, dan struktur produk.
Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi berdasarkan jumlah mesin dan jumlah tenaga kerja, digunakan untuk mengetahui perlu dilakukan waktu lembur atau sub kontrak , bila permintaan melebihi kapasitas yang ada. Perhitungan kebutuhan kapasitas mesin dan operator pada proses produksi dalam satu periode (Smith, 1989):

a.     Kapasitas mesin/periode = jumlah mesin x (jumlah hari/periode) x (jumlah shift/hari) x (jumlah jam/shift)
b.     Kapasitas operator/periode = jumlah operator x (jumlah hari/periode) x (jumlah shift/hari) x (jumlah jam / shift)

Beberapa langkah diperlukan untuk analisis perencanaan kapasitas produksi yaitu :

1.     Memperoleh informasi tentang pesanan produksi yang dikeluarkan (planned orders release) dari MRP.
2.     Memperoleh informasi tentang standard run time per unit dan standard set up time per unit.

3.     Menghitung kapasitas yang dibutuhkan dari masing-msing pusat kerja.
4.     Membuat laporan perencanaan kapasitas produksi.

Tahap-Tahap Penelitian

Pada penelitian ini, tahapan disusun secara sistematis sehingga memudahkan bagi peneliti dalam melakukan penelitian supaya tujuan tercapai dengan baik.

1.     Tahap Identifikasi

a.     Identifikasi Masalah, merupakan tahap awal yang memegang peranan penting dalam melakukan penelitian. Tujuannya untuk mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah.

b.  Pe r u m u s a n T u j u a n Pe n e l i t i a n , merumuskan dan menetapkan masalah yang diteliti, maka selanjutnya adalah menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Penetapan tujuan ini dilakukan untuk memberikan arah bagi jalannya penelitian.

c.      Studi Pustaka dan Studi Lapangan, Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh teori–teori yang mendukung dan berhubungan dengan permasalahan serta metode–metode yang akan dipakai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya permasalahan yang ada di perusahaan, terutama di bagian proses produksi.

d.     Penentuan Metode Penyelesaian, perusahaan masih menggunakan perencanaan produksi yang dibuat secara sederhana dan berdasarkan pengalaman produksi yang pernah ada, sehingga perusahaan belum mengetahui rencana produksi yang diterapkan sudah optimal atau belum. Selanjutnya dilakukan perencanaan produksi dan menentukan kebutuhan bahan baku yang akan digunakan untuk menyusun produk sesuai dengan permintaan yang akan datang dengan menggunakan metode Material Requirement Planning.

2.     Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dapat diuraikan sebagai berikut :
a.     Identifikasi Variabel Penelitian, meliputi jenis produk, jumlah work center, dan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan penelitian.

b.     Pengumpulan Data, tahap ini merupakan tahap pengumpulan data-data yang diperlukan selanjutnya data tersebut akan diolah hasilnya sesuai dengan landasan teori yang digunakan

c.     Pengolahan Data, dengan melakukan perhitungan data antara lain menguji keseragaman data, kecukupan data, menghitung waktu normal, waktu standar, dan output kerja operator. Kemudian dilakukan peramalan permintaan produk dengan mengunakan beberapa metode dan mengukur tingkat keakuratan berdasarkan nilai kesalahan peramalan yang paling kecil. Perencanaan produksi dan menentukan kebutuhan bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk berdasarkan permintaan yang akan datang dengan mengunakan metode

Material Requirement Planning.

3.     Tahap Analisis dan Kesimpulan


Tahap ini pada dasarnya berisi hasil-hasil yang diperoleh dari langkah sebelumnya yang kemudian dapat disimpulkan pada tahapan ini. Begitu pula saran-saran yang sangat berhubungan dengan hasil dan kesimpulan. 

SIMPULAN BERDASARKAN JURNAL

Berdasarkan perhitungan dan analisis yang telah dilakukan selama penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: waktu standar di masing-masing elemen kerja adalah Cleaning Process=12,21 Menit, Weighing Process =12,58 Menit, Grinding Process = 140,41 Menit, Colour Check =11,75 Menit, Remix / Wax Process =16,23 Menit, Quality Check = 12,14 Menit, Washing Process = 16,67 Menit, dan Filtering & Packing Process = 33,60 menit. Permintaan produk untuk periode berikutnya sebesar 1278 Kg dengan menggunakan metode peramalan regresi linier yang mempunyai nilai kesalahan terkecil, sehingga perencanaan kebutuhan material (MRP) untuk di pesan hari ke-7 adalah pigmen blue yang harus dipesan sebesar 127,8 Kg = 13 drum, Resin = 307,72 Kg = 16 drum, Solven =566,8 Kg = 4 drum, Wax = 48,9 Kg = 3 drum, Zat Aditif tidak perlu melakukan pemesanan karena persediaan bahan baku digudang masih mencukupi kebutuhan. Kapasitas produksi tidak mampu memenuhi permintaan pada saat tinggi, maka perlu dilakukan lembur 1 jam dan penambahan operator 2 orang.

SIMPULAN BERDASARKAN PENULIS

Berdasarkan dari jurnal yang telah dibuat, terlihat bagaimana dampak dari penggunaan metoda MRP, beserta metoda yang mengikutinya. Beragam kelebihan dari metoda tersebut mulai dari waktu standar yang menjadi ketetapan pekerja, yang dapat dihitung dalam pembuatan produk, sehingga di dapat waktu yang efisien seraya dengan memenuhi material dan perhitungan kapasitas produksi selanjutnya, selain waktu standar ada pula peramalan permintaan yang dicari dalam rangka memprediksikan seberapa besar produksi yang akan dilakukan pada fase produksi selanjutnya, dan adanya kapasitas produksi yang memungkinkan memiliki garis lurus bersama dengan hasil peramalan permintaan, sehingga di dapat efisiensi dalam produksi. Sesuai dengan MRP atau dalam arti Perencanaan Kebutuhan Material, metoda yang mengikutinya adalah informasi informasi dalam melakukan metoda MRP yang memiliki tujuan efesiensi produksi yang optimal, sehingga dapat memproduksi barang dalam satu jangka waktu produksi secara tepat, tepat dalam total kebutuhan bahan material yang dibutuhkan, tepat waktu dalam pengerjaan produksi, tepat dalam peramalan jumlah produksi di fase mendatang dan tepat dalam menghabiskan bahan material sesuai dengan peramalan yang telah dibuat sebelumnya, sehingga didapat sebuah fase yang baik bagi perusahaan dalam memproduksi atau menjalankan bisnis nya karena tidak adanya keborosan baik dalam material, waktu, dan kesalahan peramalan.

sumber:
http://www.e-jurnal.com/2016/09/perencanaan-kebutuhan-material-dengan.html

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: youremail@gmail.com

Our Team Memebers