Jumat, 31 Oktober 2014

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan

A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN

             Basic Humantities adalah nama awal dari Ilmu Budaya Dasar yang berasal dari bahasa inggris The Humanities yang mana istilah ini berasal dari bahasa latin, yaitu Humanus. Pada umumnya The Humanitites mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang - cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebagainya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya.
            Seni merupakan memegang peranan penting dalam The Humanities hal ini disebabkan seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama. Seni berbeda dengan cabang The Humanities yang lainnya, yang mana cabang yang lain menyampaikan nilai-nilai kemanusiaannya secara normatif. Seni merupakan ekspresi yang sifatnya tidak normatif sehingga lebih mudah berkomunikasi serta nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
           Tidak hanya seni, namun sastra pun memiliki peranan yang penting, karena sastra mempergunakan bahasa, dimana bahasa memiliki kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usaha untuk memahami diri sendiri dengan lahirnya filsafat, memahami alam semesta dengan lahirnya ilmu pengetahuan, dan mengatur hubungan antar sesamanya yang melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Hal ini membuktikan bahwa manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Hal ini pula yang mempermudah sastra dalam berkomunikasi.
             Sastra lebih mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya pun sastra adalah penjabaran abstraksi berbeda dengan cabang seni lainnya yang bersifat abstraks. Sastra pun didukung oleh cerita, dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah untuk mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif
              Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan. Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi.

B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA

Istilah prosa banyak padanannya. Pada kesusastraan Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.
            Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

   A. Prosa lama
     
  1. 1. Dongeng-dongeng
             Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
          
           2. Hikayat
              Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa terutama dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama.
          
           3. Sejarah
               Sejarah merupakan salah satu hal yang saat ini berkaitan erat dengan kehidupan kita dan mengandung berbagai makna dan kontroversi.
       
           4. Epos
               Epos merupakan cerita kepahlawanan, syair panjang yg menceritakan riwayat perjuangan seorang pahlawan.
       
           5. Cerita Pelipur Lara
             Cerita pelipur lara adalah sejenis sastra rakyat yang pada mulanya berbentuk sastra lisan.
 

           B. Prosa baru
       
           1. Cerita Pendek
               Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
            
            2. Roman/Novel
                Novel secara garis besar adalah sebuah cerita yang menceritakan sebagian kecil kisah kisah hidup seseorang. Sedangkan roman, adalah sebuah cerita yang menceritakan tentang sebagian besar kisah hidup seseorang dan bentuk yang terbaik adalah yang menceritakan kisah hidup seseorang dari ia kecil sampai meninggal.
       
           3. Biografi
               Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
         
           4. Kisah
               Kisah adalah cerita tentang kejadian (riwayat) dalam kehidupan seseorang.
          
           5. Otobiografi
               Otobiografi merupakan riwayat hidup pribadi yang ditulis sendiri.

C. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI

        Prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat suara. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

1. Prosa fiksi memberikan kesenengan

         Kesenangan yang dapat diterima saat membaca fiksi adalah ketika pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami peristiwa itu sendiri, dan dapat mengembangkan daya imajinasinya pada suatu daerah yang belum pernah di kunjunginya, dan dapat mengenal tokoh-tokoh asing yang memiliki jalan hidup yang rumit hingga mencapai kesuksesan

2. Prosa fiksi memberikan Informasi
     
       Fiksi memberikan kita informasi yang tidak bisa di dapatkan di ensiklopedi. Informasi bisa berupa informasi masa kini, masa lalu, masa mendatang bahkan pada masa yang tidak akan pernah ada

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural

         Prosa fiksi menstimulasi imajinasi, dan sarana bagi pemindahan yang tak henti hentinya dari warisan budaya bangsa. Banyak novel-novel yang mengembangkan harapan, impian, cita-cita serta aspirasi-aspirasi dari generasi terdahulu yang seharusnya dapat dihayati oleh generasi masa kini, yang dapat menciptakan jiwa heroik, patriotisme dan sebagainya tanpa perlu mendapatkan pengalaman fisik namun cukup dengan hasil-hasil sastra

4. Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan

         Melalui prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan banyak sudut pandang pengalaman hidup. Prosa fiksi juga memiliki lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangkaian aksi reaksi yang berbeda pada kehidupan nyata itu sendiri. Hasil dari menerima pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin akan sangat berbeda dengan kepribadiannya.
             Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi dua ; karya sastra yang menyuarkan aspirasi di jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak di jamannya.
               Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang di kehendaki di jamannya. Karya sastra Indonesia di jaman Jepang yang di kelompokan dalam karya ini. Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, tetapi untuk merenung.

D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

                  Pusisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:

1. Figuran bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dan sebagainya sehingga puisi menjadi lebih hidup, segar, menarik, dan memberikan kejelasan gambaran angan

2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir

3. Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau

4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi tertentu

5. Pengulangan, berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati


Puisi merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap  kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang di ekspresikannya melalui bahasa yang artistik.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :

1.Hubugan puisi dengan pengalaman hidup manusia
         Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut "pengalaman perwakilan". Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan para mahasiswa kesadaran  yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan kemampuan yang disebut "imaginative entry", yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya

2.Hubungan puisi dengan kesadaran individual
          Dengan membaca puisi mahasiswa di ajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik  orang lain maupun diri sendiri, karena puisi sang penyair menunjukan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.

3.Hubungan puisi dengan kesadaran sosial
        Puisi pun memberikan pengetahuan manusia tentang manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dalam masalah sosial. Secara imaginatif pusisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang berupa:

          a. Penderitaan atas ketidak adilan
          b. Perjuangan untuk kekuasaan
          c. Konflik dengan sesamanya
          d. Pemberontakan terhadap hukum Tuhan

Puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan.






DAFTAR PUSAKA :

  • http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab3-konsepsi_ilmu_budaya_dasar_dalam_kesustraan.pdf
  • http://indraspamungkas.wordpress.com/2012/07/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/
  • http://mahardikayf.wordpress.com/2013/03/19/ilmu-budaya-dasar-yang-dihubungkan-dengan-prosa-2/

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: youremail@gmail.com

Our Team Memebers