Analisis
Jurnal
PERENCANAAN
KEBUTUHAN MATERIAL DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
Jaka Purnama dan
Suhartini
Jurusan Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya
Jl. Arif Rahman
Hakim 100 Surabaya 60117
Pendahuluan
PT XYZ merupakan salah
satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyedia produk-produk
tinta. Kegiatan produksi yang dilakukan masih ada operasi kerja yang mengalami
keterlambatan proses dalam membuat produk tinta tersebut. Perusahaan berusaha
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai target perusahaan
dengan baik.
Produktivitas yang
dimiliki perusahaan masih termasuk rendah, karena perusahaan masih belum
mempunyai data yang akurat berhubungan dengan waktu baku di masing-masing
operasi. Perusahaan belum mempunyai model peramalan permintaan yang baik,
sehingga persediaan kebutuhan bahan baku untuk periode berikutnya belum bisa
diketahui dengan pasti.
Berdasarkan kondisi
tersebut maka perlu adanya perencanaan produksi yang baik agar dapat memenuhi
permintaan pasar dengan tepat dan target produksi dengan biaya produksi yang
minimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan perencanaan produksi dan
jumlah persediaan kebutuhan bahan baku yang harus disiapkan.
Metode
Pengukuran waktu kerja
adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap
elemen ataupun siklus kerja. Menurut Wignjosoebroto (2008), teknik pengukuran
waktu kerja ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengukuran waktu kerja
secara langsung dan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Dalam
penelitian ini menggunakan metode pengukuran waktu kerja secara langsung.
Metode pengukuran waktu kerja secara langsung dibagi menjadi dua, yaitu :
dengan jam henti (Stop Watch Time Study) dan sampling kerja (Work
Sampling). Dari kedua metode pengukuran kerja secara langsung di atas maka
dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode pengukuran kerja
dengan jam henti (Stop Watch Time Study).
Langkah-langkah
pengukuran kerja dengan jam henti (Wignjosoebroto, 2008):
a.
Tahap
persiapan
Pilih dan definisikan pekerjaan yang akan diukur dan
akan ditetapkan waktu standarnya, informasikan maksud dan tujuan pengukuran
kerja kepada supervisor atau pekerja, pilih operator, dan catat semua data yang
berkaitan dengan sistem operasi kerja yang akan diukur waktunya.
b.
Tahap
breakdown elemen
Bagi siklus kegiatan yang berlangsung kedalam
elemen-elemen kegiatan sesuai dengan satuan yang ada
c. Tahap
pengamatan dan pengukuran Peneliti melakukan pengamatan dan pengukuran waktu
sejumlah N pengamatan untuk setiap siklus atau elemen kegiatan (X1, X2, X3,
…Xn). Tentukan performance rating dari kegiatan yang ditunjukkan
operator.
d.
Cek
keseragaman data
Peta kontrol adalah suatu alat yang tepat guna
menganalisis keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan atau
pengukuran kerja. Batas Kontrol Atas (BKA) atau Upper Control Limit
(UCL) serta Batas Kontrol Bawah (BKB) atau Lower Control Limit (LCL)
untuk mencari skala hasil pengamatan data grup bisa diformulasikan
sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2008) :
BKA = X + k. SD....... …………… (1)
BKB
= X - k. SD ..............................(2)
e.
Cek
kecukupan data
Perhitungan jumlah data yang dibutuhkan untuk
penelitian agar dicapai data yang cukup untuk penelitian.
k/s
|
2
|
|||||||||
N(
|
x
2 )− (
|
x)2
|
||||||||
N' =
|
∑
|
∑
|
......................
(3)
|
|||||||
(∑x)
|
||||||||||
Syarat data cukup apabila
terpenuhi: N’< N.
f.
Perhitungan
waktu normal
Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah
semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan
bekerja menyelesaikan pekerjaan pada tempo kerja yang normal. Kenyataan
operator akan sering menghentikan kerja dan membutuhkan waktu-waktu khusus
untuk keperluan seperti personal needs, istirahat melepas lelah, dan
alasan lain yang diluar kontrolnya. Rumus waktu normal menurut Wignjosoebroto
(2008) :
Waktu Normal
(Wn)
|
||
= Waktu
Pengamatan ×
|
Rating Faktor
%
|
|
100%
|
ssasd
|
|
.............................
……..… (4)
Waktu Normal (Wn)
= Waktu pengamatan x Performance Rating ............................................................
(5)
Performance rating merupakan suatu
aktivitas dari seorang operator yang menjalankan pekerjaannya secara normal
dengan kecepatan atau tempo yang dimiliki oleh setiap operator.
Nilai performance rating dengan sistem Westinghouse menurut Sutalaksana dkk. (2006) seperti pada Tabel 1.
Nilai performance rating dengan sistem Westinghouse menurut Sutalaksana dkk. (2006) seperti pada Tabel 1.
g.
Perhitungan
waktu standar
Waktu standar (baku) adalah waktu kerja normal untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dilakukan operator ditambah dengan allowance
time. Waktu baku dapat diperoleh dengan mengaplikasikan rumus
sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2008):
Waktu Standar (Ws)
Waktu longgar (allowance time) yang
dibutuhkan dan menginterupsi proses produksi ini bisa diklasifikasikan menjadi
3 yaitu personal allowance, fatigue allowance, kelonggaran waktu karena
keterlambatan-keterlambatan (delay allowance).
h.
Output
Standar
Menurut Wignjosoebroto (2008), jumlah produk yang dihasilkan dari
seorang operator dalam tiap periode waktu dapat diketahui, sehingga operator
dapat diperkirakan dalam menghasilkan output produksi secara layak.
Output
Standar
=
|
1
|
(unit/jam)
............................
|
(7)
|
|
Waktu Standart
|
||||
Peramalan Permintaan
Nasution (1999) menyatakan pada umumnya
peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi, tergantung dari cara melihatnya.
Dilihat dari segi penyusunnya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu :
1. Peramalan
subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari
orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau “judgment” dari orang
yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil peramalan tersebut.
2. Peramalan
objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa
lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode dalam penganalisisan data
tersebut.
Ukuran akurasi hasil
peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan merupakan ukuran tentang
tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya
terjadi. Ada 4 ukuran yang bisa digunakan untuk mengukur akurasi hasil
peramalan yaitu MAD, MSE, MAPE, dan MFE. Rumus perhitungan yang digunakan
menurut Nasution (1999) yaitu :
1. Rata-Rata
Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation)
MAD = å
|
At
-
Ft
|
..................................(8)
|
||
n
|
||||
2. Rata-Rata
Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error)
MSE
= å
|
(At
- Ft)2
|
................................(9)
|
|
n
|
|||
3.
Persentase
Rata-rata Kesalahan Absolut
(Mean
Absolute Percentage Error)
æ
|
100% ö
|
Ft
|
||||
MAPE = ç
|
n
|
÷Ã¥
|
At -
|
..................(10)
|
||
è
|
ø
|
At
|
4. Kesalahan Rata-Rata (Mean
Forecast Error)
MFE
= å
|
(At - Ft)
..................................
|
(11)
|
||
n
|
||||
Dimana :
At : Permintaan aktual pada periode t
Ft :
Peramalan permintaan pada periode t
n :
Jumlah periode peramalan yang terlibat
Perencanaan Kebutuhan
Material (MRP)
MRP (Material Requirement
Planning) adalah sistem informasi yang merancang pesanan dan penjadwalan
permintaan persediaan yang dependent (bahan baku, komponen, dan subassembly)
yang dibutuhkan untuk mendukung jadwal induk produksi (Nasution, 1999).
Menurut Handoko (2003), MRP adalah sistem persediaan yang pertama kali
memperkenalkan bahwa persediaan bahan baku, komponen, dan barang jadi
memerlukan penanganan yang berbeda. MRP dapat mengatasi masalah yang kompleks
timbul dalam persediaan yang memproduksi banyak produk, masalah tersebut antara
lain: kebingungan dan pelayanan yang tidak memuaskan para konsumen. MRP memang
lebih kompleks pengelolaannya tapi dapat menghasilkan banyak keuntungan,
seperti mengurangi biaya persediaan dan biaya produksi.
Tujuan utama sistem MRP
adalah untuk mengontrol tingkat persediaan dan melaksanakan operasi prioritas
untuk item-item yang dipesan, agar diperoleh material yang tepat, dan sumber
daya yang tepat, untuk penempatan yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
Disamping itu sistem MRP mengidentifikasikan item apa yang harus dipesan,
berapa kuantitas item yang harus dipesan, dan bilamana waktu memesan item itu.
Ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP (Gaspersz , 2005) yaitu jadwal
induk produksi, catatan keadaan persediaan, dan struktur produk.
Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi
berdasarkan jumlah mesin dan jumlah tenaga kerja, digunakan untuk mengetahui
perlu dilakukan waktu lembur atau sub kontrak , bila permintaan melebihi
kapasitas yang ada. Perhitungan kebutuhan kapasitas mesin dan operator pada
proses produksi dalam satu periode (Smith, 1989):
a. Kapasitas
mesin/periode = jumlah mesin x (jumlah hari/periode) x (jumlah shift/hari) x
(jumlah jam/shift)
b. Kapasitas
operator/periode = jumlah operator x (jumlah hari/periode) x (jumlah
shift/hari) x (jumlah jam / shift)
Beberapa langkah diperlukan
untuk analisis perencanaan kapasitas produksi yaitu :
1. Memperoleh
informasi tentang pesanan produksi yang dikeluarkan (planned orders release)
dari MRP.
2. Memperoleh
informasi tentang standard run time per unit dan standard set
up time per unit.
3. Menghitung
kapasitas yang dibutuhkan dari masing-msing pusat kerja.
4. Membuat
laporan perencanaan kapasitas produksi.
Tahap-Tahap Penelitian
Pada penelitian ini, tahapan
disusun secara sistematis sehingga memudahkan bagi peneliti dalam melakukan
penelitian supaya tujuan tercapai dengan baik.
1. Tahap Identifikasi
a. Identifikasi
Masalah, merupakan tahap awal yang memegang peranan penting dalam melakukan
penelitian. Tujuannya untuk mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah.
b. Pe r u m u s a n T u j u a n
Pe n e l i t i a n , merumuskan dan menetapkan masalah yang diteliti, maka
selanjutnya adalah menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam
penelitian ini. Penetapan tujuan ini dilakukan untuk memberikan arah bagi
jalannya penelitian.
c. Studi
Pustaka dan Studi Lapangan, Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh
teori–teori yang mendukung dan berhubungan dengan permasalahan serta
metode–metode yang akan dipakai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya permasalahan
yang ada di perusahaan, terutama di bagian proses produksi.
d. Penentuan
Metode Penyelesaian, perusahaan masih menggunakan perencanaan produksi yang
dibuat secara sederhana dan berdasarkan pengalaman produksi yang pernah ada,
sehingga perusahaan belum mengetahui rencana produksi yang diterapkan sudah
optimal atau belum. Selanjutnya dilakukan perencanaan produksi dan menentukan
kebutuhan bahan baku yang akan digunakan untuk menyusun produk sesuai dengan
permintaan yang akan datang dengan menggunakan metode Material Requirement
Planning.
2. Tahap
Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar
kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan
pengklasifikasian dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Identifikasi
Variabel Penelitian, meliputi jenis produk, jumlah work center, dan
variabel-variabel lain yang berhubungan dengan penelitian.
b. Pengumpulan
Data, tahap ini merupakan tahap pengumpulan data-data yang diperlukan
selanjutnya data tersebut akan diolah hasilnya sesuai dengan landasan teori
yang digunakan
c. Pengolahan
Data, dengan melakukan perhitungan data antara lain menguji keseragaman data,
kecukupan data, menghitung waktu normal, waktu standar, dan output kerja
operator. Kemudian dilakukan peramalan permintaan produk dengan mengunakan
beberapa metode dan mengukur tingkat keakuratan berdasarkan nilai kesalahan
peramalan yang paling kecil. Perencanaan produksi dan menentukan kebutuhan
bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk berdasarkan permintaan yang
akan datang dengan mengunakan metode
Material
Requirement Planning.
3. Tahap Analisis dan Kesimpulan
Tahap ini pada dasarnya berisi hasil-hasil yang diperoleh dari
langkah sebelumnya yang kemudian dapat disimpulkan pada tahapan ini. Begitu
pula saran-saran yang sangat berhubungan dengan hasil dan kesimpulan.
SIMPULAN BERDASARKAN JURNAL
Berdasarkan perhitungan dan analisis yang telah
dilakukan selama penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: waktu standar
di masing-masing elemen kerja adalah Cleaning Process=12,21
Menit, Weighing Process =12,58 Menit, Grinding Process =
140,41 Menit, Colour Check =11,75 Menit, Remix / Wax Process =16,23
Menit, Quality Check = 12,14 Menit, Washing Process =
16,67 Menit, dan Filtering & Packing Process = 33,60 menit.
Permintaan produk untuk periode berikutnya sebesar 1278 Kg dengan
menggunakan metode peramalan regresi linier yang mempunyai nilai kesalahan
terkecil, sehingga perencanaan kebutuhan material (MRP) untuk di pesan hari
ke-7 adalah pigmen blue yang harus dipesan sebesar 127,8 Kg = 13 drum, Resin =
307,72 Kg = 16 drum, Solven = 566,8
Kg = 4 drum, Wax = 48,9 Kg = 3 drum, Zat Aditif tidak perlu melakukan pemesanan
karena persediaan bahan baku digudang masih mencukupi kebutuhan. Kapasitas
produksi tidak mampu memenuhi permintaan pada saat tinggi, maka perlu dilakukan
lembur 1 jam dan penambahan operator 2 orang.
SIMPULAN BERDASARKAN PENULIS
Berdasarkan dari jurnal yang telah dibuat, terlihat bagaimana dampak dari penggunaan metoda MRP, beserta metoda yang mengikutinya. Beragam kelebihan dari metoda tersebut mulai dari waktu standar yang menjadi ketetapan pekerja, yang dapat dihitung dalam pembuatan produk, sehingga di dapat waktu yang efisien seraya dengan memenuhi material dan perhitungan kapasitas produksi selanjutnya, selain waktu standar ada pula peramalan permintaan yang dicari dalam rangka memprediksikan seberapa besar produksi yang akan dilakukan pada fase produksi selanjutnya, dan adanya kapasitas produksi yang memungkinkan memiliki garis lurus bersama dengan hasil peramalan permintaan, sehingga di dapat efisiensi dalam produksi. Sesuai dengan MRP atau dalam arti Perencanaan Kebutuhan Material, metoda yang mengikutinya adalah informasi informasi dalam melakukan metoda MRP yang memiliki tujuan efesiensi produksi yang optimal, sehingga dapat memproduksi barang dalam satu jangka waktu produksi secara tepat, tepat dalam total kebutuhan bahan material yang dibutuhkan, tepat waktu dalam pengerjaan produksi, tepat dalam peramalan jumlah produksi di fase mendatang dan tepat dalam menghabiskan bahan material sesuai dengan peramalan yang telah dibuat sebelumnya, sehingga didapat sebuah fase yang baik bagi perusahaan dalam memproduksi atau menjalankan bisnis nya karena tidak adanya keborosan baik dalam material, waktu, dan kesalahan peramalan.
sumber:
http://www.e-jurnal.com/2016/09/perencanaan-kebutuhan-material-dengan.html
sumber:
http://www.e-jurnal.com/2016/09/perencanaan-kebutuhan-material-dengan.html