Sabtu, 20 Desember 2014

Manusia dan Tanggung Jawab

                  Terdengar suara keributan dari rumah sebelah, suara sang ayah yang selalu memarahi anaknya yang baru berusia 6 tahun. Sang ayah selalu memaksa sang anak untuk tidak boleh keluar untuk bermain dan untuk hal apapun. Sang ayah merupakan pekerja kuli panggul di pasar desa ini, ia selalu berangkat jam 3 pagi hingga siang hari, hari dimana para mobil pengantar barang sudah tidak datang berdatangan. Sang Ibu berada di Arab Saudi bekerja sebagai TKW, sang Ibu selalu memberikan uang tiap bulannya. Para tetangga di dekat rumahnya tidak ada yang berani untuk membantu sang anak untuk bermain ataupun sekedar melihat indahnya dunia. Sang anak terkurung dalam kamar sempit yang kumuh dengan jendela kecil sebagai ventilasi udara. Sang ayah mulai mengurung sang anak ketika sang anak pernah bermain keluar rumah, lalu dia terjatuh dan membekas lah luka dahinya, dan semenjak itu sang anak menggunakan kain untuk melilit luka beserta matanya, untuk menutupi lukanya.
              Ada suatu ketika salah seorang tetangga datang menghampiri sang ayah, untuk menanyakan kondisi sang anak. Namun sang ayah bagaikan acuh tak acuh meninggalkan tetangga tersebut sembari mengucapkan " Ini bukan urusanmu ".
               Waktu pun terus berjalan, uang bulanan yang diberikan sang Ibu ternyata telah di tabung oleh sang Ayah, kehidupan sang Ayah pun mulai membaik namun ia mulai menua. Sang Ibu yang semakin menua pun pada ahirnya di pulang kan dari Arab Saudi karena masalah umur yang sudah tidak bisa bekerja dengan optimal. Kini sang anak telah berumur 13 tahun, sampai saat ini sang anak tetap tidak pernah keluar dari rumah bahkan kain yang melilit dahinya tetap melilit di kepala sang anak, di karenakan keras nya peraturan yang di buat sang Ayah. Sang Ibu yang pulang dari pekerjaannya pun memahami sikap sang Ayah dan tidak berani membantu sang anak, yang hampir setiap harinya selalu menangis dan meminta keluar untuk melihat indahnya dunia. Para tetangga pun sudah tidak berani untuk menanyakan keadaan sang anak karena tidak berani menyapa sang Ayah yang terlihat emosi setiap kali para tetangga meminta sang Ayah untuk membiarkan sang Anak bermain keluar rumah.

          Hari itu adalah Selasa, hari dimana hujan datang membasahi rumah keluarga ini.
"Ayah apakah itu hujan? Bagaimana rasa air hujan? Bagaimana rasanya ketika kita kehujanan? Dapatkah aku merasakannya?"
Ocehan dari sang anak yang memulai dan meminta untuk keluar rumah, sang ayah pun tidak menjawab, dan hanya memberikan sang anak suapan ke dalam mulut sang anak.
Seiring umur sang anak yang semakin bertamabah, sang anak memasuki fase pubertas dimana emosi yang mulai meningkat, rasa ingin tahu sang anak pun semakin tinggi. Setelah sang ayah menyuapi sang anak, sang anak berpesan kepada ayah "Ayah, ayah mengatakan padaku kalau dunia luar itu indah sekali bukan? Aku akan tidur untuk membayangkannya, jadi aku harap ayah tidak mengganggu ku tidur kali ini "
Sang ayah tersenyum dan keluar dari kamarnya, dan menemui sang Ibu dengan menjelaskan apa yang ia baru saja dengar.
"AWW!!!", terdengar suara jeritan sang anak yang berasal dari luar rumah
Mendengar teriakan itu sang Ayah pun panik dan mencari keberadaan anaknya, beruntung masih dekat dengan rumah dan tidak terjadi luka apa apa.

"Apa yang kamu lakukan nak? Ayah sudah sering mengatakan padamu! Janga...."
"Jangan apa ayah? Aku ingin melihat indahnya dunia, 13 tahun aku hanya berada di kamar dan aku tak pernah sekalipun melihat indahnya dunia luar ini! Biarkan aku bebas! Aku ingin bermain Ayah!"

Sang Ayah marah, dan geram kepada sang Anak, tetapi sang anak membantah dan balik memarahi sang anak.
Kemudian sang anak pun mencoba membuka lilitan di dahinya, agar matanya pun ikut terbuka melihat indahnya dunia. Sesaat sebelum terbuka, sang Ayah memeluk sang anak, dan berkata
"Anakku, bila kamu ingin melihat indahnya dunia ini. Berjanji lah pada ayah nak "
"Janji apa ayah?"
"Bahagiakan ibu mu nanti ketika kamu dapat melihat dunia ini, jadilah anak yang sukses dan berjanjilah kamu dapat melihat seluruh indahnya dunia setelah 5 hari dari sekarang"
"Apakah itu benar, ayah akan memperbolehkan ku selamanya? "
"Selama kau menepatinya, ayah memperbolehkannya untuk selamanya " Dengan tersenyum dan mengikat kembali kain pada luka di dahinya.

Hari demi hari, sang anak mengisinya dengan rasa senang, ia tidak sabar untuk dapat bermain keluar. Hingga datanglah hari itu, hari dimana ketika sang anak bangun, ia merasakan kasur yang nyaman dan kondisi ruangan yang dingin, jauh dari keadaan kamarnya dirumah. Saat ia ingin terbangun, ia seketika terasa tersengat dan kembali tertidur pulas.
                  Sang ibu datang menghampiri sang anak lalu berkata "Nak, ini hari dimana kamu dapat bebas bermain nak! Ayo kita keluar! " Dengan tetes air mata jatuh dari mata sang ibu. Sang ibu pun perlahan membuka ikatan yang membalut dahi dan mata si anak.
Saat si anak terbangun, dia terkejut dengan ruangan yang baru saja dia lihat, lampu yang terang, ada banyak orang berpakaian putih disana. Ia menggegam tangan sang Ibu yang bahkan ia tak pernah lihat sebelumnya, dan langsung memeluk dengan senangnya.
Seketika kegembiraan itu sirnah ketika sang anak melihat, seorang kakek tua terbaring di sebelah kasurnya, sang anak bertanya pada sang ibu. "Ibu dia siapa?" Sang ibu pun menjawab "Dia ayah mu nak" dengan penuh tangis menjawab pertanyaan sang anak. Sang anak pun bingung kenapa sang ayah hanya tertidur di hari dimana ia bisa melihat indahnya dunia.
                   Kemudian sang ibu memeluk sang anak, dan menceritakan bahwa sang ayah telah wafat.
Sang ayah wafat setelah menjual kedua ginjalnya kepada salah satu pasien rumah sakit yang memiliki penyakit ginjal akut, dan uang hasil penjualannya di gunakan untuk mendonorkan kedua matanya untuk sang anak yang telah lama buta, akibat saat kecil dia bermain dan terluka. Bukan lah dahinya yang terluka, namun kedua matanya. Secarik kertas diberikan sang ibu kepada sang anak, dan terdapat tulisan

" Maafkan ayah atas kelalaian ayah di waktu kamu kecil nak, membiarkan mu bermain sehingga mata mu terluka, dan inilah masa dimana ayah akan bertanggung jawab atas kesalahan ayah. Nak sekali lagi, ingat dan tepati lah janjimu pada ku

                                                                                                        Ayah                                                "


Sang anak menangis sambil memeluk jasad ayahnya, dan seluruh kebencian yang dipendam sang anak berubah menjadi rasa bangga memiliki ayah sepertinya.


Selesai


Karya  : Abdul Muhamad Endri. | 1ID10 | 30414037

Manusia dan Pandangan Hidup

A.  PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah  menurut  waktu  dan tempat  hidupnya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia  menerima  hasil pemikiran  itu sebagai pegangan,  pedoman,  arahan,  atau petunjuk yang disebut  pandangan  hidup.

          Pandangan   hidup  banyak  sekali  macamnya   dan  ragamnya,   akan  tetapi  pandangan hidup  dapat  diklasifikasikan   berdasarkan asalnya  yaitu terdiri dari  3 macam  :
(A)  Pandangan hidup yang berasal dari agama  yaitu  pandangan  hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan  hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang  terdapat  pada  negara  tersebut.
(C)  Pandangan  hidup  hasil  renungan  yaitu pandangan  hidup yang  relatif kebenarannya.

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu  organisasi,  maka  pandangan  hidup  itu disebut  ideologi.  Jika  organisasi  itu organisasi politik,  ideologinya  disebut  ideologi  politik.  Jika organisasi  itu negara,  ideologinya  disebut ideologi  negara. Pandangan   hidup  pada  dasarnya  mempunyai   unsur-unsur  yaitu  cita-cita,  kebajikan, usaha,  keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan  yang tidak terpisahkan.  Cita – cita  ialah apa yang diinginkan  yang mungkin  dapat  dicapai  dengan usaha  atau perjuangan.  Tujuan  yang  hendak  dicapai  ialah kebajikan,  yaitu  segala  hal  yang baik yang membuat  manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan  adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.  Keyakinan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan  jasmani,  dan kepercayaan  kepada  Tuhan.

B.   CITA-CITA

Menurut   kamus  umum  Bahasa  Indonesia,  yang  disebut  cita-cita  adalah  keinginan, harapan,   tujuan  yang  selalu  ada  dalam  pikiran.  Baik  keinginan,  harapan,  maupun   tujuan merupakan   apa  yang  mau  diperoleh  seseorang  pada  masa  mendatang. Cita-cita  merupakan  semacam  garis  linier  yang  makin  lama  makin  tinggi, dengan  perkataan  lain:  cita-cita  merupakan  keinginan,  harapan,  dan  tujuan  manusia   yang makin  tinggi  tingkatannya

                         Antara masa sekarang   yang merupakan  realita dengan masa yang akan datang  sebagai ide atau cita-cita  terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai  apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung  dari tiga faktor. Pertama, manusianya  yaitu yang memiliki  cita-cita;  kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita  yang  hendak  dicapai.
  • Faktor  manusia  yang mau mencapai  cita-cita  ditentukan  oleh  kualitas  manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan  khayalan saja. Sebaliknya ada pula orang dengan  kemauan  keras  ingin  mencapai apa yang  di cita-citakan. Cita-cita merupakan motivasi  atau  dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Kerja keras dalam mencapai cita-cita merupakan  suatu perjuangan  hidup yang bila berhasil  akan  menjadikan dirinya puas.
  • Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi  yang  merintangi  tercapainya  suatu cita-cita
  • Faktor seberapa tinggikah cita-cita  yang  hendak  dicapai. Ada yang menyarankan untuk menggapai cita cita setinggi bintang namun harus di imbangi dengan kemampuan manusia itu sendiri, sehingga dapat lebih realistis dalam mengejarnya
C. KEBAJIKAN

Kebajikan  atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan  kebaikan pada hakekatnya sarna dengan perbuatan  moral, perbuatan  yang sesuai dengan norma-norma   agama dan etika. Manusia  berbuat  baik, karena menurut  kodratnya  manusia  itu baik, mahluk  bermoral. Atas  dorongan  suara hatinya  manusia  cenderung  berbuat  baik.

Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai  mahluk  pribadi, manusia  sebagai  anggota masyarakat,dan manusia sebagai  mahluk Tuhan.
  • Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam  bisikan  di dalam  hati  yang  mendesak   seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan,tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan  hakim untuk diri sendiri. Sebab  itu, nilai  suara  hati amat besar  dan penting  dalam  hidup  manusia.
  • Manusia  sebagai  anggota masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya  adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi  dalam masyarakat itu. Sebagaimana suara hati tiap  pribadi  itu pasti selalu menginginkan yang baik,maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi  itu pun pasti  suara hatinya juga menginginkan yang baik, maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi pasti  suara hatinya juga menginginkan yang baik untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu jika benar-benar berdasarkan  pada suara hati anggota-anggotanya. Suara hati masyarakat pada dasarnya adalah baik.
  • Sebagai mahluk Tuhan,  manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu  membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi,untuk mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak  Tuhan  berbentuk  hukum  Tuhan  atau hukum  agama
   Jadi kebajikan itu adalah perbuatan  yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan  hukum Tuhan. Kebajikan  berarti  berkata  sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan

Kebajikan  manusia  nyata dan dapat dirasakan  dalarn tingkah  lakunya.  Karena  tingkah laku bersurnber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendin-sendiri, sehingga  tingkah  laku setiap  orang  berbeda-beda.

Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal
  •  Pertama faktor pembawaan    (heriditas)  yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan  hal yang diturunkan  atau dipusakai  oleh orang  tua.
  • Faktor  kedua  yang  menentukan tingkah laku seseorang  adalah  Iingkungan (environ­ ment).  Lingkungan   yang  membentuk  seseorang  merupakan   alam  kedua    yang  terjadinya setelah  seorang  anak  lahir  (masa  pembentukan seseorang  waktu  masih  dalam  kandungan merupakan   alam  pertama  ). Lingkungan membentuk  jiwa seseorang   meliputi  lingkungan keluarga,  sekolah, dan masyarakat.  Dalarn lingkungan  keluarga orang tua maupun  anak -anak yang  lebih  tua merupakan   panutan  seseorang,  sehingga  bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang balk-balk,  maka si anak yang tengah membentuk  diri pribadinya  akan baik juga
  • Faktor ketiga yang menentukan  tingkah laku seseorang  adalah pengalaman  yang khas yang  pemah  diperoleh.  Baik  pengalaman  pahit yang  sifatnya  negatif,  maupun  pengalarnan manis  yang sifatnya positif. Memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum   seseorang mengambil tindakan. Mungkin sekali  bahwa berdasarkan hati  nurani seseorang mau  menolong   orang  dalarn  kesusahan, tetapi  karena pemah  memperoleh   pengalarnan  pahit  waktu  mau  menolong seseorang sebelumnya, maka niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalarnan inilah  yang  merupakan  pembentukan   budaya  dalarn diri seseorang.
D.   USAHA / PERJUANGAN

Usaha/perjuangan  adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia hams kerja  keras  untuk  kelanjutan  hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah  usaha/perjuangan. Perjuangan   untuk  hidup,  dan  ini sudah  kodrat  manusia.  Tanpa  usaha/perjuangan,   manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras pada dasamya  menghargai dan meningkatkan  harkat dan martabat manusia.

Dalam agama pun  diperintahkan  untuk kerja keras. Sebagaimana  hadist yang diucapkan Nabi Besar  Muhammad  S.A.W.  yang ditujukan  kepada para pengikutnya:”Bekerjalah    kamu seakan-akan  kamu  hidup  selama-lamanya.   dan beribadahlah  kamu  seakan-akan  kamu  akan mati besok. Allah berfirman  dalarn Al-Qur’an  surat Ar-Ra’du  ayat  II  : “sesungguhnya   Allah tidak  mengubah   keadaan  suatu  kaum,  kecuali jika  mereka  mengubah  keadaan  diri  mereka sendiri”.  Dari haidst dan firman ini dapat dinyatakan  bahwa manusia  perlu kerja keras untuk memperbaiki   nasibnya  sendiri.
Untuk  bekerja  keras manusia  dibatasi oleh kemampuan.  Karena  kemampuan   terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kernakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan   itu  terbatas  pada  fisik dan  keahlian/ketrampilan.   Orang  bekerja  dengan  fisik lemah memperoleh  hasil sedikit, ketrampilan  akan memperoleh  penghasilan  lebih banyak jika dibandingkan  dengan orang yang tidak mempunyai  ketrampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian/ketrampilan   itu suatu keharusan.  Sebagaimana  dinyatakan dalam ungkapan sastra: “tuntutlah  ilmu dari buaian sampai ke liang lahat” dalam pendidikan  dikatakan sebagai “long  life education”

E.   KEYAKINAN / KEPERCAYAAN

Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat,yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.

(a)  Aliran  Naturalisme
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.

Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama itu ada dua macam yaitu :

1. Ajaran agarna dogmatis, yang disarnpaikanoleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat mutlak (absolut),terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
2.Ajaran agarna dari pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil pemikiranmanusia, sifatnya relatif (terbatas).Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaan,terdapat dalarn buku-buku agarna yang ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.

(b)  Aliran  intelektualisme

Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan  akal. Dengan akal manusia berpikir. Akal berasal  dan  bahasa  Arab,  artinya kalbu,  yang berpusat  di hati,  sehingga  timbul istilah “hati nurani”,  artinya daya rasa  Di barat hati nurani ini menipis, justru  yang menonjol adalah  akal yaitu logika  berpikir,  Karena  itu aliran ini banyak  dianut  di kalangan  Barat  di Timur  orang  mengutamakan   hati nurani, yang  baik menurut  akal belurn  tentu  baik  menurut hati nurani. 

Apabila  aliran ini dihubungkan  dengan pandangan  hidup, maka keyakinan  manusia  ito bennula  dan akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran  yang diterima akal.  Benar  menurut  akal itulah  yang  baik. Manusia  yakin  bahwa  kebajikan  hanya  dapat diperoleh  dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut llberalisme.Kebebasan akal  menimbulkan    kebebasan   bertingkah   laku  dan  berbuat, walaupun   tingkah   laku  dan perbuatan  itu bertentangan  dengan hati nurani. Kebebasan  akallebih ditekankan  pada setiap individu. karena  itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi  tinggi) dapat menguasai individu  yang  berpikir  rendah  (bodoh). 

(c)  Aliran  Gabungan

Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib aninya  kelruatan yang berasal  dan  Tuhan,  percaya  adanya Tuhan  sebagai dasar keyakinan.  Sedangkan  akal adalah dasar kebudayaan,   yang menentukan  benar  tidaknya  sesuato.  Segala  sesuatu  dinilai  dengan akal,  baik sebagai  logika  berpikir  maupun  sebagai  rasa (hati nurani).  Jadi,  apa yang benac menurut  logika  berpikir juga  dapat diterima  oleh hati nurani.
            Apabila aliran ini dihubungkan  dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan  pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarlcan pada logika berpikir, sedangkan  hati nurani  dinomor  duakan,  kekuatan  gaib dari Tuhan  diakui  adanya  tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan  pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat),  pandangan hidup ini disebut sosialisme.
            Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialime – religius. Kebajikan yang dikehendaki  adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
          
Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan  hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif, sedangkan  pandangan hidup sosialisme religius menenkankan pada logika berpikir kolektif individual.Pandangan hidup sosialisme mengutamakan  logika berpikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan hati nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sebaliknya sosialisme religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.

F.   LANGKAH-LANGKAH  BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK

 Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan,  ketentraman dan sebagainya.
            Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya rnernpunyai langkah-langkah  berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai langkah-langkah  itulah kita dapat memperlakukan pandangan  hidup  sebagai  sarana mcncapai tujuan dan  cita-cita dengan  baik.  Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :

(1)   Mengenal
            Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan  tahap pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu pandangan  hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu bel urn turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka rnernpunyai  pandangan hidup yang digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
            Sedangkan kita sebagai mahluk yang bernegara dan atau beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya  Islam, kita rnernpunyai  pandangan hidup yaitu AI-Qur’an, Hadist dan ijmak Ulama, yang rnerupakan satu kesatuan dan lidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.

(2)  Mengerti
            Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan   mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan  pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa  Pancasila  dan  bagaimana  mengatur  kehidupan bernegara.  Begitu  juga  bagai yang  berpandangan hidup pada agama Islam.  Hendaknya  kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana  ketiganya  itu mengatur kehidupan  baik di dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian  mempunyai  suatu konsep pengertian tentang pandangan  hidup dalam  Agama  Islam.
Mengerti  terhadap pandangan  hidup di sini memegang  peranan penting. Karena dengan mengerti,  ada kecenderungan   mengikuti  apa yang terdapat  dalam  pandangan  hidup  itu.

(3)  Menghayati
            Langkah  selanjutnya  setelah mengerti pandangan  hidup adalah menghayati  pandangan hidup  itu. Dengan  menghayati  pandangan  hidup kita memperoleh  gambaran  yang  tepat dan benar  mengenai  kebenaran pandangan  hdiup  itu sendiri.
            Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalanmya, yaitu  dengan  memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai  pandangan  hidup itu sendiri. Langkah-langkah   yang  dapat  ditempuh  dalam  rangka  menghayati  ini, menganalisa hal-hal  yang  berhubungan  dengan  pandangan  hidup,  bertanya  kepada  orang  yang  dianggap lebih tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu  sendiri. Jadi dengan menghayati  pandangan hid up kita akan memperoleh  mengenai kebenaran  tentang  pandangan  hidup  itu sendiri.
            Yang  perIu  diingat  dalam  langkah  mengerti  dan  menghayati  pandangan   hidup  itu, yaitu  harus  ada.  Sikap  penerimaan  terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap penerimaan   pandangan  hidup  ini  ada  dua  altematif  yaitu  penerimaan   secara   ikhlas  dan penerimaaan  secara  tidak  ikhlas.
            Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati  ini ada sikap penerimaan dan hal lain merupakan  langkah  yang menentukan  terhadap langkah  selanjutnya.  Bila dalarn mengerti  dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan memperkuat  keyakinannya.  Akan  tetapi bila sebaliknya  langkah  selanjutnya  tidak  berguna.

(4)  Meyakini
            Setelah mengetahui  kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan,  maupun  ditinjau dan  segi  kemasyarakatan  maupun  negara  dan dari  kehidupan  di akherat,  maka  hendaknya kita meyakini  pandangan  hidup  yang telah kita hayati itu. Meyakini  ini merupakan  suatu hal untuk cenderung  memperoleh  suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
            Dengan  meyakini   berarti   secara  langsung   ada  penerimaan yang  ikhlas   terhadap pandangan   hidup  itu.  Adanya  sikap  menerima  secara  ikhlas  ini maka  ada  kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam meyakini ini   penting juga adanya iman yang teguh. Sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang menyebabkan  dirinya tersugesti.

(5)    Mengabdi
            Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
            Dampak berpandangan  hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oelh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya.  Setidak-tidaknya  kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu dari bayi sampai dapat berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik kepada hal yang baik.
            Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita  dengan perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
            Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati,  dan meyakini pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian.  Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu  tentram Iebih-lebih  bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.

(6) Mengamankan
            Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu  dan atau mayalahkannya  tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan  merasakan  bahwa  dalam berpandangan hidup  itu dia  telah  mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah  yang ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya rnaka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya.
            Proses  mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan  bila belum mendalami  langkah sebelumnya  lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang  terakhir  ini merupakan  langkah  terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.


Sumber : http://wahyuprakosa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26649/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf













 

Minggu, 23 November 2014

Manusia dan Penderitaan : Penderitaan

Penderitaan

 Sebuah irisan  yang tergores pisau
Pisau yang tak terlihat
Bekas irisan yang tak tampak
Sebuah luka tanpa bekas di diri

Pedang bukanlah pedang
Cambuk bukanlah cambuk
Memberikan luka besar di dalam jiwa
Luka yang tak akan bisa di obati
Sebuah luka yang abadi

Menangisku tanpa air mata
Berteriak tanpa suara
Bergejolak di jiwa bagai angin badai

Pedang tanpa wujud inipun terus menusuk
Cambuk pun terus menggores luka
Tetesan darah tak henti mengalir
Menghadapi dunia ini

Aku dan Kehidupanku.


 |Abdul Muhamad Endri | 1id10 | 30414037 |

Manusia dan Keindahan

A. KEINDAHAN

Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan

A.1 APAKAH KEINDAHAN ITU ?

Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).

Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna

Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan arsitektur.) dan hamlonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi
  • keindahan alam
  • keindahan moral
  • keindahan seni
  • keindahan intelektual
Keindahan dalam arti estetis mumi menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dan bentuk dan warna. keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.

A.2 Nilai Estetik      
   Dalam rangka terori umum tentang  “The Lianh Gie” menjelaskan bahwa pengertian yang dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estentik.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu ha! lainnya (instrumental/contributory. value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.. Sedangkan nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.  

A.3 Kontemplasi dan Ekstansi
             Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong utuk merasakan, menikmati keindahan. Bagi scorang seniman selera seni lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman mungkin faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati karya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu menikmati keindahan tetapi. tidak mampu menciptakan keindahan.









A.4 Apa sebab manusia menciptakan keindahan?

     1.Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.

     2.Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.

      3.Penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.

       4.Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.



B. RENUNGAN
          Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologi

B.1 Teori Pengungkapan
           Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”.Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, wama, suar dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata mernindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.

B.2 Teori Metafisik
            Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory).

B.3 Teori Psikologis
             Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. 
               Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia

C. KESERASIAN
                               Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).
                               Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception) 

C.1 Teori Obyektif dan Teori Subjektif
                      The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.

C.2 Teori Perimbangan
                       Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.
                        Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.


Sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab5-manusia_dan_keindahan.pdf
 








Selasa, 11 November 2014

Manusia dan Cinta Kasih : Kasih Sayang

PUISI

          KASIH SAYANG
 
        Sentuh halus dirimu
            Senyum indah  dirimu
        Menghubungkan kedamaian  bersama
            
            Tak dapat jauh
            Tak dapat terhindar
        
        Rembulan senja pemutus siang
            Terbit sinar penghantar hari
            Tak putus rasa ingin tahu
            Untuk terus bisa bersama
            
            Diriku
            Dirimu
            Dan kasih sayangku

Abdul Muhamad Endri





Jumat, 31 Oktober 2014

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan

A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN

             Basic Humantities adalah nama awal dari Ilmu Budaya Dasar yang berasal dari bahasa inggris The Humanities yang mana istilah ini berasal dari bahasa latin, yaitu Humanus. Pada umumnya The Humanitites mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang - cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebagainya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya.
            Seni merupakan memegang peranan penting dalam The Humanities hal ini disebabkan seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama. Seni berbeda dengan cabang The Humanities yang lainnya, yang mana cabang yang lain menyampaikan nilai-nilai kemanusiaannya secara normatif. Seni merupakan ekspresi yang sifatnya tidak normatif sehingga lebih mudah berkomunikasi serta nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
           Tidak hanya seni, namun sastra pun memiliki peranan yang penting, karena sastra mempergunakan bahasa, dimana bahasa memiliki kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usaha untuk memahami diri sendiri dengan lahirnya filsafat, memahami alam semesta dengan lahirnya ilmu pengetahuan, dan mengatur hubungan antar sesamanya yang melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Hal ini membuktikan bahwa manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Hal ini pula yang mempermudah sastra dalam berkomunikasi.
             Sastra lebih mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya pun sastra adalah penjabaran abstraksi berbeda dengan cabang seni lainnya yang bersifat abstraks. Sastra pun didukung oleh cerita, dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah untuk mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif
              Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan. Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi.

B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA

Istilah prosa banyak padanannya. Pada kesusastraan Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.
            Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

   A. Prosa lama
     
  1. 1. Dongeng-dongeng
             Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
          
           2. Hikayat
              Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa terutama dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama.
          
           3. Sejarah
               Sejarah merupakan salah satu hal yang saat ini berkaitan erat dengan kehidupan kita dan mengandung berbagai makna dan kontroversi.
       
           4. Epos
               Epos merupakan cerita kepahlawanan, syair panjang yg menceritakan riwayat perjuangan seorang pahlawan.
       
           5. Cerita Pelipur Lara
             Cerita pelipur lara adalah sejenis sastra rakyat yang pada mulanya berbentuk sastra lisan.
 

           B. Prosa baru
       
           1. Cerita Pendek
               Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
            
            2. Roman/Novel
                Novel secara garis besar adalah sebuah cerita yang menceritakan sebagian kecil kisah kisah hidup seseorang. Sedangkan roman, adalah sebuah cerita yang menceritakan tentang sebagian besar kisah hidup seseorang dan bentuk yang terbaik adalah yang menceritakan kisah hidup seseorang dari ia kecil sampai meninggal.
       
           3. Biografi
               Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
         
           4. Kisah
               Kisah adalah cerita tentang kejadian (riwayat) dalam kehidupan seseorang.
          
           5. Otobiografi
               Otobiografi merupakan riwayat hidup pribadi yang ditulis sendiri.

C. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI

        Prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat suara. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

1. Prosa fiksi memberikan kesenengan

         Kesenangan yang dapat diterima saat membaca fiksi adalah ketika pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami peristiwa itu sendiri, dan dapat mengembangkan daya imajinasinya pada suatu daerah yang belum pernah di kunjunginya, dan dapat mengenal tokoh-tokoh asing yang memiliki jalan hidup yang rumit hingga mencapai kesuksesan

2. Prosa fiksi memberikan Informasi
     
       Fiksi memberikan kita informasi yang tidak bisa di dapatkan di ensiklopedi. Informasi bisa berupa informasi masa kini, masa lalu, masa mendatang bahkan pada masa yang tidak akan pernah ada

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural

         Prosa fiksi menstimulasi imajinasi, dan sarana bagi pemindahan yang tak henti hentinya dari warisan budaya bangsa. Banyak novel-novel yang mengembangkan harapan, impian, cita-cita serta aspirasi-aspirasi dari generasi terdahulu yang seharusnya dapat dihayati oleh generasi masa kini, yang dapat menciptakan jiwa heroik, patriotisme dan sebagainya tanpa perlu mendapatkan pengalaman fisik namun cukup dengan hasil-hasil sastra

4. Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan

         Melalui prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan banyak sudut pandang pengalaman hidup. Prosa fiksi juga memiliki lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangkaian aksi reaksi yang berbeda pada kehidupan nyata itu sendiri. Hasil dari menerima pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin akan sangat berbeda dengan kepribadiannya.
             Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi dua ; karya sastra yang menyuarkan aspirasi di jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak di jamannya.
               Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang di kehendaki di jamannya. Karya sastra Indonesia di jaman Jepang yang di kelompokan dalam karya ini. Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, tetapi untuk merenung.

D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

                  Pusisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:

1. Figuran bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dan sebagainya sehingga puisi menjadi lebih hidup, segar, menarik, dan memberikan kejelasan gambaran angan

2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir

3. Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau

4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi tertentu

5. Pengulangan, berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati


Puisi merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap  kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang di ekspresikannya melalui bahasa yang artistik.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :

1.Hubugan puisi dengan pengalaman hidup manusia
         Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut "pengalaman perwakilan". Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan para mahasiswa kesadaran  yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan kemampuan yang disebut "imaginative entry", yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya

2.Hubungan puisi dengan kesadaran individual
          Dengan membaca puisi mahasiswa di ajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik  orang lain maupun diri sendiri, karena puisi sang penyair menunjukan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.

3.Hubungan puisi dengan kesadaran sosial
        Puisi pun memberikan pengetahuan manusia tentang manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dalam masalah sosial. Secara imaginatif pusisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang berupa:

          a. Penderitaan atas ketidak adilan
          b. Perjuangan untuk kekuasaan
          c. Konflik dengan sesamanya
          d. Pemberontakan terhadap hukum Tuhan

Puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan.






DAFTAR PUSAKA :

  • http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab3-konsepsi_ilmu_budaya_dasar_dalam_kesustraan.pdf
  • http://indraspamungkas.wordpress.com/2012/07/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/
  • http://mahardikayf.wordpress.com/2013/03/19/ilmu-budaya-dasar-yang-dihubungkan-dengan-prosa-2/

Senin, 15 September 2014

Pengenalan





http://gunadarma.ac.id/

Blog ini di buat untuk kebutuhan akademis.
Saya : Abdul Muhamad Endri
Mahasiswa dari Universitas Gunadarma
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Industri
Kelas : 1ID10
NPM : 30414037
Kampus J1 Kalimalang.

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: youremail@gmail.com

Our Team Memebers